Boja- Berbagai kebijakan pencegahan covid-19 telah diupayakan, namun akhir dari pandemi ini belum juga menemui jawaban. Hampir seluruh kalangan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah sangat merasakan dampak dari pandemi covid-19 yang mengguncang kehidupan. Kondisi ini sangat memukul terutama bagi masyarakat menengah kebawah, dan para pedagang kaki lima. Jumlah pasien covid-19 yang kian melonjak secara signifikan juga terjadi di kabupaten Kendal, terutama di kecamatan Boja, bahkan sampai saat ini belum juga hengkang dari predikat zona merah. Kesadaran adalah kunci untuk memperbaiki situasi dimasa pandemi ini, baik kesadaran untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan maupun berempati didalam kehidupan. Berangkat dari hal tersebut, momentum kuliah kerja nyata, dimanfaatkan mahasiswi ilmu komunikasi Undip Riesma Laylinisa untuk merumuskan strategi yang meliputi banyak aspek namun ternaung dalam satu payung, alhasil Riesma menginisiasi satu gerakan yaitu kampung “GESID”. GESID merupakan akronim dari gerakan sikat covid. Satu gerakan yang mencakup banyak aspek sebagai upaya mencegah atau menangkal penyebaran covid-19 diwilayah dusun Jagalan pada khususnya dan Desa Boja Kabupaten Kendal pada umumnya. Kampung GESID sendiri terbagi dalam 6 point penting, yaitu sosialisasi untuk tetap taat protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M (Mencuci tangan menggunakan sabun, Memakai masker, Menjaga Jarak, Mengurangi Mobilitas, dan Menghindari Kerumunan), kemudian giat JEMARI (Jemur Sehat Pagi hari), sukseskan vaksinasi, Giat Senam Sehat Pagi Hari, Waspada terhadap berita hoaks mengenai covid-19, saling memberi support dan berempati dengan berdonasi melalui pos Jagalan Peduli Isolasi Mandiri (JAPRI). Warga dusun Jagalan menyambut baik atas gerakan sikat covid tersebut, terbukti adanya kesadaran perilaku bagi warga dusun Jagalan untuk lebih memperhatikan kesehatan dirinya dengan berjemur sehat pagi hari, bahkan bersemangat melakukan senam sehat pagi hari dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Puspitarini ketua RT 4 RW 1 dusun Jagalan Desa Boja menjelaskan bahwasanya melalui kampung GESID saat ini banyak warganya yang mulai sadar terhadap kesehatan dirinya dimasa pandemi. “Banyak warga terutama lansia yang bersemangat senam pagi hari, maupun berjemur pagi hari, semakin meningkat kesadaran untuk melindungi diri dan sesama ditengah pandemi corona” Jelasnya.
Gerakan yang aktif dilakukan sejak 14 Juli 2021 sampai dengan saat ini cukup sukses tidak hanya memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan akan tetapi juga mengajak masyarakat bersama-sama sadar menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas, dan meningkatkan empati terhadap sesama. “Kampung GESID ini salah satu terobosan untuk merumuskan gerakan yang mencakup pentingnya menjaga kesehatan seperti adanya giat jemur sehat pagi hari, senam sehat pagi hari, sekaligus pentingnya meningkatkan empati terhadap sesama, jadi bentuk gerakannya pun ada gerakan kolektif pengumpulan dana yang nanti akan didistribusikan kepada warga yang sedang isolasi mandiri atau terdampak PPKM melalui pos JAPRI (Jagalan Peduli Isolasi Mandiri, yang sampai dengan tanggal 3 Agustus 2021 sudah berhasil mendistribusikan sebanyak 109 paket sembako bagi warga yang sedang isolasi mandiri atau terdampak PPKM, sehatnya dapat berkahnyapun juga dapat ” Jelas Riesma Laylinisa. Besar harapan dari startegi kampung GESID ini menjadi angin segar bagi warga dusun Jagalan sebagai pelopor untuk menguatkan komitmen bersama mencegah penyebaran covid-19. “Harapannya, corona minggat, hidup kembali sehat, hidup kembali nikmat” Pungkasnya

Cuaca