Kemeriahan HUT RI Ke-80 Republik Indonesia di Desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, mencapai puncaknya pada malam 17 Agustus. Warga dan mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Bersatu dalam Malam Tirakatan yang penuh kehangatan menjadi bukti nyata semangat gotong royong dan persatuan yang masih hidup di pedesaan. Acara ini bukan sekedar rutinitas, melainkan momen sakral untuk mengenang jasa para pahlawan sambil membangun kebersamaan.

Sejak sore hari, suasana di Desa Boja sudah begitu hidup. Pukul 15.30 WIB, halaman balai desa disulap menjadi arena lomba tumpeng, dimana setiap kelompok RT berlomba menyajikan tumpeng terbaik. Kreativitas dan kekompakan warga terpancar jelas. Lomba ini menghasilkan pemenang-pemenang yang patut dibanggakan, salah satunya tumpeng di dusun yang mahasiswa tempati mendapati juara 3. Tumpeng tersebut nantinya akan menjadi ikon dalam acara puncak di malam hari.

Tepat pukul 20.00 WIB, acara malam tirakatan dimulai. Peran vital mahasiswa KKN Universitas Alma Ata yang berjumlah 11 orang terlihat jelas. Mereka tidak hanya menjadi tamu, melainkan sebagai panitia pelaksana seluruh rangkaian acara. Dua orang mahasiswa bertindak sebagai MC yang memandu acara dengan lugas dan penuh humor, membuat suasana menjadi cair dan akrab.

Acara dibuka dengan sambutan yang hangat dari perwakilan mahasiswa KKN. Mereka menyampaikan rasa terimakasih atas sambutan dan bimbingan dari warga desa selama KKN, serta mengungkapkan kekaguman atas kekompakan yang terjalin. Sambutan dilanjutkan oleh Bapak Alen Adresa Putra   selaku Ketua RT 03 Dusun Gentan Kidul, yang mengajak seluruh warga untuk merenungkan makna kemerdekaan dan terus menjaga persatuan.

Suasana hening dan khidmat tercipta saat seluruh hadirin berdiri tegak menyanyikan “Indonesia Raya”, dipimpin oleh seorang mahasiswa KKN yang menjadi dirijen. Setelah itu, lagu “Hari Merdeka” kembali membangkitkan semangat nasionalisme yang membara di hati setiap warga. Sebelum masuk ke acara inti, doa Bersama dipimpin salah satu perwakilan mahasiswa KKN. Doa tersebut berisi puji Syukur atas kemerdekaan dan permohonan agar bangsa Indonesia, khususnya Desa Boja Dusun Gentan Kidul senantiasa dilimpahi keberkahan dan kemajuan.

Momen yang paling dinantikan Adalah pemotongan tumpeng. Nasi tumpeng yang memenangkan juara 3 pada sore hari itu diletakkan di Tengah-tengah. Dengan penuh rasa hormat, sesepuh desa Pak Pur melakukan pemotongan tumpeng, didampingi oleh perwakilan mahasiswa KKN. Potongan tumpeng pertama diletakkan di Tengah Tengah Kumpulan makanan yang dibawa warga dari rumah, dan potongan berikutnya dibagikan kepada seluruh Masyarakat secara merata.

Setelah sesi formal selesai, acara berubah menjadi ajang makan bersama yang penuh keakraban. Ibu Linda, selaku Ketua Ibu PKK, turut menegaskan semangat kebersamaan dengan berpesan, “semua makanan ini sama, tidak ada yang berbeda. Mari kita makan apa saja yang ada, jangan pilih-pilih, karena yang terpenting Adalah kebersamaan kita.” Pesan ini disambut antusias oleh seluruh hadirin, dan mereka dengan riang saling bertukar serta menikmati hidangan.

Acara ditutup dengan hiburan yang menghangatkan. Mahasiswa KKN mengajak warga untuk bernyanyi Bersama. Menunjukkan betapa besarnya kebahagiaan yang dirasakan.

Keberhasilan acara ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara warga dan mahasiswa KKN dapat menciptakan dampak positif yang signifikan. Malam tirakatan di Desa Boja tidak hanya sekedar perayaan, melainkan sebuah manifestasi dari semangat kebersamaan dan cinta tanah air yang kokoh.

Cuaca